13/05/2025
×
×
Today's Local
13/05/2025
Tutup x

Isu Potensi Megathrust di Indonesia Viral di Media Sosial, BMKG Beri Klarifikasi

Dokumentasi

JAKARTA — Isu tentang potensi gempa besar di zona megathrust Indonesia kembali ramai diperbincangkan di media sosial, setelah pernyataan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, tentang kemiripan megathrust di Indonesia dengan megathrust Nankai di Jepang yang baru-baru ini memicu gempa kuat. Banyak netizen yang mengekspresikan kekhawatiran mereka, bahkan beberapa menyebarkan spekulasi terkait potensi terjadinya gempa besar dalam waktu dekat.

Menanggapi hal ini, BMKG melalui Daryono memberikan klarifikasi bahwa pembahasan tentang potensi gempa di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sebenarnya sudah lama dilakukan oleh para ahli, bahkan sebelum terjadinya Gempa dan Tsunami Aceh pada 2004. Namun, ia menegaskan bahwa hal ini bukan merupakan peringatan dini atau prediksi bahwa gempa besar akan segera terjadi.

“Munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona megathrust ini bukanlah tanda bahwa gempa besar akan terjadi dalam waktu dekat. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum tentu akurat,” ujar Daryono dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/8/2024).

Dokumentasi

Meski demikian, BMKG tetap mengingatkan bahwa zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut memang harus diwaspadai, karena kedua zona ini diduga telah mengalami seismic gap selama ratusan tahun. Seismic gap adalah periode waktu di mana suatu zona megathrust tidak mengalami gempa besar, dan hal ini dapat menjadi indikasi bahwa zona tersebut sedang menyimpan energi yang suatu saat dapat terlepas dalam bentuk gempa signifikan.

Pembahasan ini tidak terkait dengan gempa M7,1 yang terjadi di Tunjaman Nankai, Jepang, pada 8 Agustus 2024, yang juga memicu tsunami kecil di Pulau Kyushu. Gempa tersebut bersumber dari Megathrust Nankai, yang memiliki sejarah gempa besar terakhir pada tahun 1946.

BACA  Rapat Kesiapan Ops Mantap Praja, Kawal Pilkada Serentak 2024 di Banggai

Di sisi lain, data sejarah menunjukkan bahwa gempa besar terakhir di Selat Sunda terjadi pada 1757 dengan usia seismic gap 267 tahun, sementara gempa besar terakhir di Mentawai-Siberut terjadi pada 1797 dengan usia seismic gap 227 tahun.

Klarifikasi BMKG ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat dan meredam spekulasi yang berkembang di media sosial. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak memiliki dasar ilmiah.