Pemerintah Banggai Ubah Sabut Kelapa Jadi Produk Bernilai untuk Meningkatkan Kesejahteraan

Share This Article
BANGGAI, Metroluwuk – Pemerintah Kabupaten Banggai terus mengembangkan inovasi dalam mengoptimalkan potensi alam lokal, kali ini dengan memanfaatkan limbah sabut kelapa menjadi produk bernilai tinggi. Berdasarkan kajian terbaru dari Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Riset dan Inovasi Daerah BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), sabut kelapa di Kabupaten Banggai memiliki potensi besar untuk dijadikan komoditas berorientasi ekspor.
Program ini bertujuan memberdayakan masyarakat dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mengolah sabut kelapa menjadi produk bernilai tambah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Kabupaten Banggai memiliki sekitar 59.662,13 hektare lahan perkebunan kelapa dengan 4,5 juta pohon kelapa produktif. Setiap tahunnya, rata-rata sebanyak 50.760,01 ton buah kelapa dihasilkan dari wilayah ini. Dengan asumsi satu pohon kelapa mampu menghasilkan 151 butir per tahun, total produksi buah kelapa mencapai sekitar 679,5 juta butir per tahun.
Dari produksi tersebut, limbah sabut kelapa yang dihasilkan berkisar antara 30-50 kg per pohon, atau setara dengan 360.000 hingga 600.000 ton sabut basah setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan potensi luar biasa dalam pengolahan sabut kelapa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Nilai Ekonomi Sabut Kelapa Kering
Pengolahan sabut kelapa basah menjadi sabut kelapa kering menciptakan peluang bisnis yang menjanjikan. Harga sabut kelapa kering dipatok antara Rp6.000 hingga Rp6.500 per kilogram. Dengan potensi produksi 180 juta hingga 300 juta kilogram sabut kelapa kering per tahun, nilai ekonomi yang dapat dihasilkan berkisar antara Rp1,08 triliun hingga Rp1,95 triliun. Angka ini mencerminkan peluang besar bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan melalui BUMDes.
Fokus Ekspor untuk Meningkatkan Pendapatan
Salah satu tujuan utama dari inisiatif ini adalah mempersiapkan produk olahan sabut kelapa Kabupaten Banggai agar mampu bersaing di pasar internasional. Dengan orientasi ekspor, pemerintah berharap sabut kelapa kering dapat menjadi komoditas andalan dari Banggai, membuka peluang ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat lokal.
Kepala Brida Banggai, Andi Nursyamsy, yang ditemui di ruang kerjanya, menjelaskan bahwa inisiatif ini berangkat dari kajian mendalam yang dilakukan atas permintaan Bupati Banggai, Amirudin Tamoreka. Inisiatif ini menekankan pentingnya peran BUMDes di setiap kecamatan yang memiliki perkebunan atau pertanian kelapa untuk aktif dalam pengolahan limbah kelapa guna menciptakan produk bernilai tambah yang dapat dipasarkan baik di dalam maupun luar negeri.
Dengan dukungan riset yang kuat serta partisipasi aktif dari masyarakat dan BUMDes, program ini diharapkan mampu membawa perubahan signifikan dalam perekonomian Kabupaten Banggai. Pemanfaatan sabut kelapa ini menjadi salah satu bukti komitmen pemerintah dalam mengelola sumber daya lokal secara berkelanjutan, demi peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.