Andrea Yanthi Frida Ombong: 10 Tahun Bersama JKN, Hidup Lebih Terjamin

Share This Article
BANGGAI, Metroluwuk – Andrea Yanthi Frida Ombong, atau yang akrab disapa Mimi, adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Banggai. Di usianya yang kini 57 tahun, Mimi memiliki cerita inspiratif tentang pentingnya perlindungan kesehatan. Sejak 2014, ia menjadi peserta aktif Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan.
“Saya sangat berterima kasih atas adanya Program JKN ini. Sejak tahun 2014, saya sudah menjadi peserta aktif. Alhamdulillah, selama ini saya hanya menggunakannya untuk berobat penyakit ringan, seperti demam dan flu. Namun, keberadaan JKN ini sangat menjamin kesehatan saya. Manfaat dari program ini bisa diperoleh dengan biaya yang sangat terjangkau,” ujarnya penuh semangat.
Selama menjadi peserta JKN, Mimi mengaku selalu mendapatkan pelayanan yang baik di fasilitas kesehatan tempat ia terdaftar, yakni Puskesmas Kampung Baru. Baginya, pelayanan yang diberikan sangat memuaskan, terutama karena para petugas kesehatan menunjukkan sikap ramah tanpa membedakan pasien peserta JKN dan pasien umum.
“Fasilitas kesehatan saya terdaftar di Puskesmas Kampung Baru. Sebenarnya ada puskesmas lain yang lebih dekat dari rumah saya, tapi saya sudah terlanjur nyaman dengan pelayanan di sana. Para petugas, perawat, dan dokter sangat ramah dan cepat tanggap. Saya juga tidak pernah merasa dibedakan dengan pasien umum,” ungkapnya.
Mimi menyebut pengalamannya selama sepuluh tahun terakhir membantah isu yang sering beredar mengenai adanya perbedaan pelayanan antara pasien JKN dan pasien umum. Menurutnya, semua masyarakat hanya perlu memahami bahwa pelayanan kesehatan harus mengikuti alur dan prosedur yang berlaku.
“Untuk isu-isu yang mengatakan adanya diskriminasi terhadap pasien JKN, menurut saya itu tidak benar. Sudah sepuluh tahun saya bolak-balik ke fasilitas kesehatan dan selalu mendapatkan pelayanan yang sangat baik. Saya rasa masyarakat hanya perlu lebih memahami bahwa semua proses pelayanan harus sesuai dengan alur dan prosedur. Jika ada hal yang tidak sesuai prosedur, mereka mungkin merasa dibedakan, padahal itu bukan diskriminasi,” jelas Mimi.
Sebagai peserta JKN, Mimi berharap semakin banyak masyarakat yang bergabung dalam program ini agar mereka bisa merasakan manfaatnya. Ia prihatin dengan kenyataan bahwa masih banyak masyarakat yang enggan ke fasilitas kesehatan karena khawatir akan biaya pengobatan yang mahal.
“Saya berharap semua masyarakat bisa ikut serta dalam Program JKN. Program ini sangat membantu meringankan biaya kesehatan, terutama bagi masyarakat yang kurang mampu. Banyak masyarakat yang takut ke fasilitas kesehatan karena berpikir biayanya mahal. Padahal, dengan Program JKN, mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau. Jadi, masyarakat tidak perlu takut lagi soal biaya pengobatan,” tambahnya.
Menurut Mimi, Program JKN adalah solusi luar biasa dalam memberikan akses layanan kesehatan yang layak bagi semua lapisan masyarakat. Ia juga mengapresiasi komitmen BPJS Kesehatan dan tenaga medis dalam memberikan pelayanan terbaik tanpa memandang status pasien.
“Program JKN ini sangat luar biasa. Layanannya cepat, biayanya terjangkau, dan berdasarkan pengalaman saya, tidak ada diskriminasi dalam pelayanan,” tutupnya.
Mimi berharap semakin banyak orang yang menyadari pentingnya memiliki jaminan kesehatan seperti JKN. Bagi Mimi, JKN bukan sekadar program, tetapi perlindungan nyata untuk diri dan keluarga, terutama di tengah kebutuhan kesehatan yang tidak bisa diprediksi.