SI ADE: Inovasi Penanganan Anak Putus Sekolah di Kabupaten Banggai

Share This Article
BANGGAI, Metroluwuk – Pemerintah Kabupaten Banggai melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terus berupaya menurunkan angka anak putus sekolah. Salah satu langkah inovatif yang diambil adalah peluncuran program “SI ADE” (Sistem Informasi Anak dan Dewasa Kembali Sekolah) yang bertujuan menangani permasalahan anak putus sekolah di wilayah ini.
Kepala BRIDA Kabupaten Banggai, Andi Nursyamsy, menyampaikan bahwa program SI ADE telah menunjukkan hasil yang signifikan. Sejak peluncurannya pada Juni 2023 hingga Maret 2024, terjadi penurunan angka anak putus sekolah sebesar 19,21%, atau setara dengan 525 anak yang kembali mengakses pendidikan. Menurut data yang dirilis, jumlah anak putus sekolah pada Juni 2023 mencapai 3.257 anak, dan setelah inovasi SI ADE, jumlah ini turun menjadi 2.732 anak.
Program SI ADE ini merupakan inovasi yang digagas oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banggai, Syafrudin Hinelo, S.STP., M.Si. Syafrudin menjelaskan bahwa tujuan utama dari inovasi ini adalah memberikan solusi bagi permasalahan anak putus sekolah, yang menjadi salah satu tantangan utama di Kabupaten Banggai. “Kami berusaha memastikan bahwa setiap anak mendapatkan haknya untuk mengakses pendidikan, dan program SI ADE adalah langkah strategis untuk mewujudkan hal tersebut,” ujar Syafrudin Hinelo.
Andi Nursyamsy menambahkan bahwa SI ADE dirancang tidak hanya untuk menurunkan angka putus sekolah, tetapi juga untuk membangun komunitas peduli pendidikan di kalangan masyarakat. “Melalui SI ADE, kami menyediakan platform yang memungkinkan pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama mengawasi dan mendukung anak-anak yang berpotensi putus sekolah,” jelasnya.
Inovasi ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Pemerintah Kabupaten Banggai dalam mendukung pendidikan inklusif dan mengurangi ketimpangan akses pendidikan, khususnya bagi anak-anak usia 7 hingga 21 tahun. “Kami berharap bahwa dengan adanya program ini, tidak ada lagi anak di Kabupaten Banggai yang tidak mendapatkan hak mereka atas pendidikan,” tambah Andi Nursyamsy.
Program ini juga telah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk komunitas lokal dan tenaga pendidik. Dengan kolaborasi ini, pemerintah berharap dapat mencapai target yang lebih besar di tahun-tahun mendatang.
Bagian penting dari program ini melibatkan penggunaan teknologi informasi yang memudahkan pemantauan dan pelaporan oleh masyarakat. SI ADE memungkinkan orang tua dan guru melaporkan anak yang tidak sekolah melalui aplikasi yang mudah diakses.
Dengan terus berkembangnya program ini, Andi Nursyamsy dan Syafrudin Hinelo optimis bahwa Kabupaten Banggai dapat menjadi model bagi daerah lain dalam menekan angka putus sekolah dan mewujudkan pendidikan yang merata bagi semua warganya.